Kabar PersyarikatanKolom

Perlawanan Tanpa Akhir: Semangat Palestina Melawan Zionis Israel

Bandung – Dari Gaza hingga Rafah, jeritan manusia terus bersahutan dengan dentuman bom dan ledakan rudal yang terjadi bersamaan. Rafah menjadi satu-satunya tempat perlindungan mereka untuk menghindari serangan rudal dan bom di berbagai titik rawan di pos-pos perlawanan militan.

Namun, tindakan kejam dari Israel Zionis yang tidak berperikemanusiaan dan jauh dari nilai-nilai kemanusiaan terus berlanjut. Hampir satu tahun lamanya, tentara Israel (IDF) berperang langsung melawan milisi Hamas, Al Quds, dan milisi lainnya di Palestina.

Reruntuhan gedung akibat bom berserakan, kini bukan lagi bangunan melainkan tenda-tenda pengungsian warga Palestina yang hancur di wilayah Rafah. Netanyahu dan tentara IDF telah kehilangan rasa kemanusiaan. Darah para syuhada akan menenggelamkan mereka tanpa ampun dari Sang Maha Adil.

Negara-negara di dunia sibuk berdiskusi membuat proposal gencatan senjata, seolah peduli, padahal sambil jual-beli senjata. Sikap negara-negara yang katanya demokratis dan penegak HAM sangat memuakkan, dengan standar ganda yang mereka lakukan, menipu dan memperdaya mata dunia.

Mereka yang mengklaim sebagai negara demokratis ternyata berbohong dan menipu, dengan tindakan represif dan diskriminatif terhadap para demonstran pro-Palestina yang ditangkap secara tidak manusiawi. Bahkan, beberapa mahasiswa dijatuhi sanksi saat menyelesaikan studi di kampus dan seharusnya menerima gelar akademik mereka.

Pihak kampus memberikan sanksi kepada belasan mahasiswa dengan tidak memberikan gelar. Hal ini memicu aksi simpatik dari para wisudawan lainnya, lebih dari 1000 wisudawan walkout dari prosesi wisuda akademik.

Aksi keprihatinan muncul dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk aktivis kampus, terkait pembantaian manusia di tanah Palestina tanpa ampun. Mereka membunuh dengan penuh nafsu, apa pun alasannya, genosida adalah kejahatan. Tindakan tersebut telah tercatat sebagai kejahatan dunia. Netanyahu dan kroninya harus diseret ke pengadilan kejahatan internasional.

Perlawanan rakyat Palestina hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Begitu juga dengan Zionis Israel yang belum menunjukkan keinginan untuk mengakhiri pendudukannya di tanah Palestina. Justru arogansi Netanyahu dan kroninya semakin menunjukkan kebengisan tanpa hati nurani serta mengabaikan masukan dari negara-negara luar yang prihatin termasuk sekutunya.

Suara umat manusia di seluruh dunia lantang berbicara dalam aksi keprihatinan terhadap rakyat Palestina. Aliran darah syuhada membakar semangat perlawanan terhadap Zionis Israel. Tidak ada kata tunduk terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Genosida brutal yang dilakukan Zionis Israel telah dipertontonkan. Anak-anak dan perempuan yang paling lemah menjadi sasaran pembantaian rudal dan bom. Erangan rasa sakit dari para syuhada tak pernah berhenti, semburan debu dari ledakan bom menemani kalimat tauhid yang terucap dalam jiwa dan raga mereka.

Rafah penuh dengan kesengsaraan, tenda-tenda menjadi simbol ketidakberdayaan. Namun, jiwa dan raga mereka tetap berkobar dengan semangat perlawanan terhadap Zionis Israel. Tembok pembatas di Rafah dengan Mesir menjadi tanda bahwa tidak ada kata mundur. Namun, maju ke medan perang hingga titik darah penghabisan atau mati syahid menjadi saksi sejarah perjuangan bangsa Palestina.

Jika tembok dianggap sebagai penghalang, itu tidak ada artinya dalam perjuangan untuk kemenangan. Namun, jika tembok pembatas dianggap sebagai simbol perlawanan, tidak ada alasan untuk menyeberang dan keluar dari pembatas selain untuk “melawan untuk kemenangan dan mati untuk kemenangan”.

Rafah dan panggilan kemenangan, seluruh rakyat Palestina tidak ada kata menyeberang dari tembok pembatas. Anak-anak, perempuan, tua, dan muda harus bersatu padu menuju medan perang, mempertahankan tanah air tercinta demi menjaga rumah Allah Ta’ala, tempat sujud umat manusia di dunia, Al-Aqsa tercinta.

Rafah adalah simbol perlawanan terakhir rakyat Palestina, kobaran api perlawanan tidak boleh padam hingga kemenangan diraih. Tidak ada kata menyerah atau pasrah, kemuliaan Palestina tidak ada ketundukan kepada Zionis Israel, lebih baik mati syuhada.

Vibrasi perlawanan rakyat Palestina menggetarkan penduduk dunia. Mereka dari berbagai bangsa, negara, dan etnis, atas nama kemanusiaan, ikut menyuarakan perlawanan. Paling tidak, semua produk yang berafiliasi dengan ekonomi Zionis Israel harus diboikot. Netanyahu dan kroninya harus lenyap dari muka bumi ini; kedamaian dunia adalah tujuan semua bangsa.

Kedaulatan setiap negara di dunia adalah hak asasi setiap bangsa, apalagi kejahatan terhadap kemanusiaan tidak mengenal batas negara. Para pelakunya harus ditangkap dan diseret ke pengadilan untuk diadili.

Di Rafah, rakyat Palestina akan mengibarkan bendera kemenangan yang sesungguhnya. Warga dunia di mana-mana telah melakukan hal yang sama, dengan bendera Palestina berkibar di berbagai tempat. Tidak ada alasan bagi organisasi PBB untuk tidak mengibarkan bendera Palestina di antara deretan bendera negara-negara lainnya.

Darah para syuhada harus ditebus dengan kemenangan sejati; kematian mereka akan menjadi saksi sejarah kemenangan dan kemerdekaan dari kejahatan imperialisme dan kemanusiaan Zionis Israel. Setiap bangsa di muka bumi ini yang tidak turut serta membawa Palestina menuju kemerdekaan dan pembebasan, adalah bagian dari kejahatan yang bersekongkol dan beraliansi dengan Zionis Israel.

Tembok pembatas antara Rafah dan Mesir akan menutup akhir cerita pendudukan Zionis Israel. Tanah Palestina yang luluh lantak akan menjadi kuburan bagi tentara IDF Zionis Israel yang penuh kegelapan.

Sementara itu, bagi para syuhada rakyat Palestina, debu-debu dan puing-puing reruntuhan akan menjadi taburan cahaya kebahagiaan abadi yang menerangi jalan menuju surga. Bagi mereka, tanah Palestina adalah bagian dari alam semesta yang diamanahkan. Selama masih mampu dan bisa menjaga, mereka akan melakukan segala upaya dengan seluruh kekuatan yang dimiliki.

Umat Islam diingatkan akan peristiwa penaklukan Konstantinopel oleh Al-Fatih yang gigih tanpa mengenal lelah dan putus asa. Berbagai taktik dan strategi digunakan, memakan waktu yang panjang dan melelahkan, serta mengorbankan ribuan nyawa untuk mencapai kemenangan.

Konstantinopel adalah simbol kekuatan dan kekuasaan Muslim pada masa itu, bahkan menjadi simbol adidaya dunia yang mencengkeram kekuasaan global. Siapa pun yang mampu menguasai Konstantinopel, baik kekaisaran, kerajaan, maupun kesultanan, berhak menguasai dunia. Saat Al-Fatih berhasil menaklukkannya, Islam menjadi pusat peradaban dunia dalam berbagai sektor kehidupan manusia.

Begitu pula dengan Palestina. Keberadaan Al-Aqsa harus dipahami sebagai simbol dunia yang akan mengubah peta kejayaan global di masa mendatang. Pertempuran sengit antara Zionis Israel dan Palestina, serta milisi umat Muslim, telah mempertontonkan dinamika kecanggihan alutsista dan strategi perang.

Penting bagi umat muslim ke depan untuk menyadari bahwa dengan kekuatan dan kekuasaan, manusia dapat melakukan apa saja yang diinginkan untuk mempertahankan posisinya. Namun, sering kali kekuasaan digunakan untuk meraih harta dan kekayaan berlimpah secara tidak adil.

Memang wajar bagi manusia untuk menginginkan harta dan kekayaan yang layak. Namun, hal tersebut seharusnya diraih dengan cara yang baik dan sewajarnya. Selama ini, kekuasaan sering dianggap sebagai cara mudah untuk memperoleh harta dengan cepat, baik di tingkat nasional, regional, maupun global.

Zionis Israel, dengan dalih mengambil hak atas wilayah yang ada di Palestina, sebenarnya bertujuan untuk menguasai kawasan tersebut. Dengan mengambil teritorial yang dikuasai Palestina, mereka membuka jalan untuk menguasai negara-negara sekitarnya dalam satu kawasan.

Rafah adalah titik nadir terakhir. Seruan aksi keprihatinan untuk membela Palestina terus menyebar ke berbagai penjuru dunia. Di Amerika Serikat, yang merupakan sekutu utama Zionis Israel, rakyatnya memprotes keras kebijakan pemerintah mereka terkait dukungan politik dan ekonomi untuk memperkuat rezim Netanyahu dan kroninya yang kini sudah masuk kategori penjahat perang.

Namun, pembunuhan dan pembantaian massal di tanah Palestina telah membuka hati masyarakat dunia. Mereka berharap, tanpa ada pertimbangan lain, lembaga independen dunia diberi amanah untuk menyelidiki kejahatan perang yang dilakukan oleh Zionis Israel.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button