Musyawarah Daerah (Musyda), menurut Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 26, adalah permusyawaratan Muhammadiyah tingkat daerah, yang harus diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Daerah. penyelenggaraan Musyda ke-3 Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, Insya Allah akan digelar pada tanggal 23-24 Syawwal 1444 H / 13-14 Mei 2023 bertempat di Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas).
Rangkaian agenda Musyawarah Daerah sebagaimana bunyi Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah pasal 26, selain mengkaji Laporan Pimpinan Daerah periode 2015-2022 juga akan melakukan pembahasan program dan rekomendasi, pemilihan Anggota Pimpinan Daerah dan Pengesahan Ketua PDM serta pemilihan Anggota Musypimwil wakil daerah, untuk satu periode ke depan 2022-2027. Selain itu juga dibicarakan berbagai masalah Muhammadiyah dalam daerah Kota Tasikmalaya, dan pembahasan Usul-usul anggota dan peserta Musyda.
1. Konsolidasi Ideologis
Muhammadiyah memiliki pedoman organisasi yang bersifat ideologis sebagaimana terkandung dalam Muqaddimah AD, Kepribadian, Khittah, Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, Pernyataan Pikiran Muhammadiyah Abad Kedua, Negara Pancasila Darul Ahdi Wa syahadah, dan prinsip-prinsip ideologis lainnya. Bagaimana pedoman organisasi yang bersifat ideologis itu menjadi pedoman berpikir, bersikap, dan bertindak bagi anggota dan institusi Muhammadiyah di Tasikmalaya.
PDM Kota Tasikmalaya mendatang melaksanakan langkah revitalisasi ideologi dengan cara :
Pertama, Meningkatkan usaha-usaha penanaman, pemasyarakatan, dan pengamalan paham Islam dalam Muhammadiyah disertai tuntunan, arahan, pedoman, dan bimbingan ke seluruh anggota dan lingkungan kelembagaan Persyarikatan secara lebih intensif, serius, dan tersistem.
Kedua, Melaksanakan dan mengintensifkan pembinaan-pembinaan ideologis di PRM, PCM, Ortom dan AUM seperti Darul Arqam/Baitul Arqam, Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah, pengajian pimpinan, pengajian anggota, refreshing, up-grading, kajian-kajian intensif, pembinaan masjid/mushala yang tersistem, dan kegiatan-kegiatan Persyarikatan lainnya yang bersifat ideologis atau penanaman idealisme secara lebih terprogram dan tersistem.
2. Konsolidasi Kelembagaan
Kantor PDM sebagai basecamp kegiatan adalah wajah bagi sebuah institusi atau organisasi. Menjadi penting, melakukan penataan kantor atau sekretariat. Bahkan, keberadaan kantor PDM yang lebih memadai dan strategis.
PDM juga terus meningkatkan konsolidasi kelembagaan dengan pimpinan persyarikatan di bawahnya, baik PCM, PRM dan Pimpinan Amal Usaha serta Ortomnya. 9 PCM dan 38 PRM dari sejumlah itu ada yang dikategorikan aktif, kurang aktif, dan Vakum atau tidak menunjukan aktifitas.
Beberapa Amal Usaha Pendidikan juga menunjukan gejala mundur baik dari aspek pengelolaan, juga dari aspek jumlah siswanya. Cenderung “lâ yahyâ walâ yamût”. Oleh karena itu pikiran bernas, bimbingan, arahan dan tindakan kongkrit bimbingan dari PDM menjadi suatu keniscayaan.
Sertifikasi tanah wakaf Alhamdulillah telah berhasil. Tapi dibalik keberhasilan itu ada PR dalam pemanfaatan tanah wakaf agar lebih produktif. Disinilah perlunya terobosan-terobosan program kreatif membangun amal usaha pada areal wakaf Muhammadiyah yang belum termanfaatkan.
AUM Pendidikan As-Salam sebagai pusat perkaderan Muhammadiyah agar segera terwujud dengan dukungan penuh dari PDM.
3. Peningkatan Kualitas Pimpinan
Salah satu tipikal pemimpin di Muhammadiyah adalah spiritualitas Islam. Karena kepiawaian memimpin harus memadukan antara bekal intrinsik yang merupakan kualitas individual (hard skill) yang mumpuni dipadukan dengan kemampuan soft skill untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan berorganisasi.
Pemimpin juga harus memiliki seni kepemimpinan. Inti kepemimpinan dalam Muhammadiyah adalah menggerakkan. Kemampuan menggerakkan merupakan seni kepemimpinan yang perlu terus dikembangkan.
Peningkatan kualitas pimpinan dilakukan melalui berbagai moment dan saluran serta mengembangkan berbagai model dan berbagai bentuk peneguhan dan perluasan pemikiran maupun peningkatan keterampilan.
Baitul Arqam dan Darul Arqam di tingkat PRM, PCM, PDM, dan AUM yang pada periode lalu masih dirasakan kurang, apalagi terkendala pandemi covid-19, perlu ditata ulang, disiapkan dan dilaksanakan sesuai panduan perkaderan baku di Muhammadiyah. Pelaksanaan nya lebih inovatif, menarik, dan mencerahkan.
Pengalaman penulis mengisi pengajian di beberapa cabang dan ranting menunjukan bahwa pelatihan dakwah dan manajemen dakwah bagi korp muballigh Muhammadiyah Kota Tasikmalaya juga bagian penting harus dilaksanakan. Pengelola pengajian di beberapa ranting, juga nara sumbernya, atas dasar kurangnya mubalig didikan Muhammadiyah, akhirnya mempercayakan pengelolaan pengajian dan menjadwal mubalig yang belum mendapatkan pendidikan Muhammadiyah. Kondisi demikian akan menghambat tersampaikan nya paham agama menurut Muhammadiyah.
4. Pemberdayaan Keluarga dan Komunitas
Keluarga merupakan tiang utama kehidupan umat dan bangsa sebagai tempat sosialisasi nilai-nilai yang paling intensif dan menentukan, karenanya menjadi kewajiban setiap anggota Muhammadiyah untuk mewujudkan kehidupan keluarga yang sakinah.
Dalam pengajian keluarga Muhammadiyah itu harapannya semua anggota keluarga bisa turut hadir dan merasakan atmosfir persyarikatan yang hangat dan penuh kekeluargaan.
Melalui Majelis Tablig dan Lembaga Dakwah Komunitas, dapat dijadwal pengajian khusus keluarga pimpinan Muhammadiyah di semua level, disamping mengundang keaktifan mereka pada pengajian formal yang sudah biasa dilaksanakan.
Model Dakwah Pencerahan berbasis Komunitas merupakan bentuk aktualisasi dakwah Islam yang diperankan gerakan Islam ini dengan perhatian atau fokus pada kelompok-kelompok sosial khusus yang disebut “komunitas”. Namun dalam dakwah pencerahan tersebut dikembangkan pendekatan dan strategi yang lebih relevan untuk menghadapi berbagai komunitas yang berkembang di masyarakat sesuai dengan karakternya masing-masing ke dalam suatu model dakwah yang aktual.
Pendekatan dan strategi dakwah tersebut difokuskan kelompok-kelompok masyarakat yang tergolong dalam komunitas. Seperti Komunitas hobi, komunitas termarjinalkan, pemulung, difabel maupun lainnya.
Pembekalan keterampilan dan pelibatan AMM dalam gerakan dakwah komunitas perlu diberi kesempatan dan porsi lebih. Lazismu, MDMC, MPS, ‘Aisyiyah dan Nasyiatul ‘Aisyiyah ikut dimotivasi untuk terjun menyemarakan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan mereka.
5. Mengembangkan kemitraan
PDM Kota Tasikmalaya perku melakukan kajian strategis yang berdampak besar pada masa depan persyarikatan. PDM dapat melakukan positioning Muhammadiyah pada isu-isu strategis keummatan dan kemanusiaan dalam tingkat lokal Tasikmalaya.
PDM perlu mendinamisasi gerakan Muhammadiyah dalam merespon isu-isu fundamental yang berdampak jangka panjang, menjembatani, menghubungkan, dan mensinergikan Muhammadiyah dengan segenap kekuatan strategis Kota Tasikmalaya.
Kemiteraan yang paling utama, bagi PDM Kota Tasikmalaya, tentu saja adalah menjalin ukhuwah dengan seluruh ormas Islam yang ada di Kota Tasikmalaya.
Kemitraan PDM dengan pemerintah terutama dengan kementerian agama kota, dinas pendidikan, dinas kesehatan, dinas sosial, dan dinas-dinas lainnya. Dalam rangka mensinergikan program terkait dengan majelis dan lembaga.
PDM juga harus menjalin terobosan dengan dunia Usaha dan Ekonomi, mengembangkan AUM ekonomi, untuk menguatkan sektor finansial PDM.
KHATIMAH
Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk menggurui para pimpinan terpilih nanti.
Tulisan ini hanya coretan kasih sayang penulis dan kepedulian pada kemajuan dakwah Muhammadiyah kota Tasikmalaya.
Penulis, karena harus menguatkan dakwah Muhammadiyah melalui AUM, maka tidak ikut mencalonkan dalam kontestasi calon pimpinan. Meski demikian, setidaknya dapat sharing pengalaman menjadi anggota PDM selama 3 masa jabatan, ikut memperhatikan capaian capaian dakwah PDM Kota Tasikmalaya. Aspek mana yang masih memerlukan perhatian agar kegiatan mendakwahkan Islam Mencerahkan Tasikmalaya dapat tercapai dengan kesinambungan program-program nya.
Wallâhu a’lam bi al-showâb.
oleh : Arip Somantri (Sekretaris PDM 2015-2022)