Yogyakarta, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Museum Muhammadiyah yang terletak di Kompleks Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) telah diresmikan pada Senin siang (14/11/2022).
Peresmian dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy bersama Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir.
Museum Muhammadiyah dibangun sebanyak empat lantai dengan luas bangunan mencapai 1.200 meter persegi, dan total lahan seluas 2.800 meter persegi.
Dalam proses pembanguannnya, Museum Muhammadiyah dibangun atas kerja sama Muhammadiyah dengan pemerintah.
Sebenarnya museum ini sudah mulai digarap sejak 2018 lalu dengan peletakan batu pertamanya dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun, akibat dari merebaknya Pandemi Covid-19 di Indonesia pada 2020 lalu menyebabkan pembangunan museum yang saat itu sudah memasuki tahap ke-3 harus ditunda terlebih dahulu.
Hal ini membuat tim dari UAD berkoordinasi dengan MPI PP Muhammadiyah berinisiatif menyelesaikan beberapa bagian infrastruktur museum, termasuk menyelesaikan beberapa interior tata pamer dengan pendanaan yang berasal dari dana internal.
Ketua MPI PP Muhammadiyah, Dr Muchlas mengatakan, museum ini dibangun atas keinginan untuk merekam jejak sejarah Muhammadiyah.
Selain itu, museum juga diorinetasikan untuk melakukan penyebarluasan dan pewarisan nilai-nilai yang dikembangkan Muhammadiyah kepada masyarakat dan generasi mendatang.
Pembangunan museum ini belum selesai 100 persen. Namun, Museum Muhammadiyah sudah dapat dikunjungi oleh masyarakat.
“Belum 100 persen selesai dalam penyusunan konten ruang pamer, tapi museum ini dapat menerima kunjungan masyarakat sebagai wahana edukasi, rekreasi, dan transformasi nilai sejarah,” lanjut Muchlas yang juga Rektor UAD itu.
Museum Muhammadiyah sendiri memiliki ruang pamer seluas 3.000 meter persegi dan ruang non pamer yang juga seluas 3.000 meter persegi. Selain itu, juga ada ruang landscape seluas 1.400 meter persegi.
“Ruang pamer tematik Muhammadiyah untuk bangsa, pengunjung akan disajikan masa lalu, masa kini, dan masa depan,” kata Muchlas.
Tidak hanya itu, museum juga memiliki desain yang ramah anak, perempuan, dan lansia. Bahkan, Museum Muhammadiyah juga melibatkan penggunaan teknologi informasi pada benda-benda historisnya.
Dengan begitu, pengunjung akan disajikan dengan storyline yang jelas terkait perjalanan Muhammadiyah. Penggunaan teknologi informasi ini juga diterapkan pada kunjungan yang berbasis online, sehingga pengunjung dapat melakukan registrasi secara online.
“Disajikan dengan peragaan komunikatif dan edukatif, pengunjung dapat membentangkan cakrawala wawasan ke depan dengan lebih bijaksana, dan berpartisipasi dalam gerak sejarah Muhammadiyah berikutnya,” pungkasnya.
Penulis: Aqbil WAK