Tasikmalaya – Pondok Pesantren Amanah Muhammadiyah Kota Tasikmalaya menjadi tuan rumah dua agenda strategis Muhammadiyah Jawa Barat, yakni Daurah Tarjih dan Pelatihan Muballigh/Muballighah Muda Muhammadiyah Jawa Barat, yang akan dilaksanakan mulai Kamis, 25 Desember 2025 hingga akhir pekan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar Persyarikatan dalam memperkuat peran ulama dan kader muda sebagai penggerak dakwah Islam berkemajuan di Jawa Barat. Hal tersebut sejalan dengan pesan K.H. Mas Mansur bahwa “Ulama adalah jiwa dari pergerakan. Jika ulamanya hidup, maka gerakannya akan hidup dan kuat.”
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat dijadwalkan membuka secara resmi kegiatan ini pada Kamis malam. Pembukaan akan berlangsung khidmat dengan rangkaian tilawah Al-Qur’an dan menyanyikan Mars Muhammadiyah sebagai penguat semangat perjuangan dan dakwah para peserta.
Kegiatan ini terbagi dalam dua agenda utama yang saling melengkapi. Daurah Tarjih akan dilaksanakan pada 25–27 Desember 2025, dengan menghadirkan para narasumber nasional, di antaranya Prof. Jaih Mubarok, Prof. M. Anton Athoillah, Dr. Ayi Yunus Rusyana, Dr. Cecep Taufiq Rahman, MA (Buya Cetar), serta Dr. Sofyan Al-Hakim. Daurah ini difokuskan pada pendalaman dan pembahasan persoalan keumatan melalui perspektif hukum Islam yang berkemajuan.
Sementara itu, Pelatihan Muballigh/Muballighah Muda Muhammadiyah Jawa Barat akan berlangsung pada 25–28 Desember 2025 dengan mengusung tema “Muballigh Muda Bangun Kota dan Desa untuk Kemajuan Bersama.” Pelatihan ini dirancang untuk menyiapkan kader dakwah muda Muhammadiyah agar mampu berperan aktif sebagai ujung tombak dakwah yang inklusif, responsif, dan menyentuh masyarakat hingga tingkat desa.
Lebih dari sekadar forum pelatihan, kegiatan ini menjadi ruang silaturahmi dan penguatan ruh pergerakan. Interaksi antara peserta senior dan kader muda diharapkan dapat memperkuat kesinambungan dakwah Muhammadiyah di Jawa Barat.
Agenda ini juga dijadwalkan akan dihadiri oleh Wali Kota Tasikmalaya, sebagai bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap peran muballigh muda dalam pembangunan moral, sosial, dan keagamaan masyarakat. Kehadiran tersebut menjadi dorongan tersendiri bagi para peserta untuk terus berkontribusi dalam membangun kota dan desa menuju kemajuan bersama.
