
Bandung — Mengajar ngaji di TPA Masjid Al-Hikmah Desa Cikole menjadi langkah inovatif dalam membentuk karakter islami sekaligus menumbuhkan kecintaan anak-anak terhadap Al-Quran. Program ini tidak hanya sekadar kegiatan rutinitas, tetapi juga sarana pembinaan iman, ibadah, dan akhlak sejak usia dini.
Melalui bimbingan tersebut, anak-anak tidak lagi hanya belajar hafalan, melainkan juga didorong untuk membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Quran. Dengan cara ini, pendidikan agama di tingkat dasar semakin bermakna karena menyentuh aspek praktik dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini dinilai mampu mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap pendidikan agama. Selain itu, nilai akhlak mulia yang ditanamkan menjadi bekal penting dalam mendukung kesejahteraan rohani dan sosial generasi mendatang.
Sejatinya, istilah mengaji bukan hanya terbatas pada membaca Al-Quran, melainkan bagian dari proses pembinaan karakter. Tradisi mengaji di masjid atau TPA telah menjadi cara efektif umat Islam Indonesia untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan agama sejak dini.
Menyadari pentingnya pembinaan Al-Quran, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) Kelompok 11 mengadakan program bimbingan mengaji di TPA Masjid Al-Hikmah, Desa Cikole, Kecamatan Cimalaka, Sumedang. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap Senin dan Rabu sore.
Penanggung jawab kelompok KKN 11, M Rizky Juliansyah, menjelaskan bahwa tujuan program ini adalah mendampingi anak-anak dalam memperbaiki bacaan Al-Quran, memahami tajwid dasar, menghafal surat-surat pendek, serta menanamkan adab islami dalam keseharian.
Menurut Rizky, kegiatan tersebut mendapat sambutan hangat dari pengurus masjid maupun para orang tua santri. Antusiasme anak-anak juga terlihat dari keterlibatan aktif mereka dalam mengikuti bimbingan, mulai dari mendengarkan materi hingga mempraktikkan bacaan Al-Quran dan doa-doa harian.
Para guru mengaji di TPA turut memberikan apresiasi positif. Mereka menilai program ini tidak hanya menambah wawasan keagamaan, tetapi juga mampu menanamkan kesadaran pentingnya mencintai Al-Quran sejak dini. Hal ini menjadi fondasi dalam menumbuhkan budaya gemar mengaji di kalangan anak-anak Desa Cikole.
Rizky berharap, dengan adanya pembiasaan sejak dini, anak-anak tidak hanya sekadar melafalkan ayat-ayat suci, melainkan juga memahami nilai-nilai akhlak mulia yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu, kegiatan mengaji menjadi sarana membentuk pribadi yang beriman, berilmu, dan berakhlak.
“Selain meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran, program ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kemandirian, serta karakter religius yang bermanfaat bagi kehidupan mereka di masa depan,” tandasnya.***