
Bandung – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Bandung Dadang Ahmad menegaskan bahwa akidah dalam Islam merupakan keyakinan yang kokoh tanpa keraguan yang menjadi fondasi spiritual dan moral bagi umat muslim.
Guru Besar Sosiologi Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menegaskan bahwa akidah tidak hanya urusan teologis. Namun, sebagai pengikat seluruh tindakan dan perilaku seorang muslim agar tetap berada di jalan kebaikan, kejujuran, dan keadilan.
Dalam kajian Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat pada Jumat (10/10/2025), Dadang menjelaskan bahwa akidah yang kuat melahirkan manusia saleh, berakhlak mulia, dan berkontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Sebaliknya, akidah yang lemah dapat mendorong manusia pada perilaku destruktif, seperti korupsi, ketamakan, egoisme, serta konflik yang mengancam tatanan sosial dan keamanan bangsa.
Ia menegaskan bahwa dalam konteks keberagaman dan nasionalisme, akidah yang kokoh menjadi sumber nilai moral yang menumbuhkan sikap menghargai perbedaan, menjunjung persatuan, dan menaati hukum yang sah. ”Akidah yang kuat membentuk warga negara yang bermoral, taat aturan, dan positif terhadap perbedaan,” ujarnya.
Dadang juga menyinggung Piagam Madinah sebagai contoh nyata toleransi dan kerukunan antar umat beragama yang patut diteladani sebagai negara multikultural. Menurutnya, keberagaman agama dan budaya di Indonesia dapat terpelihara dengan baik jika dilandasi oleh akidah yang kuat dan sikap saling menghormati. Prinsip moderasi Islam yang menjadi ciri Muhammadiyah, lanjutnya, menjadi kunci menjaga harmoni di tengah pluralitas bangsa.
Dalam ceramahnya, ia juga membahas berbagai isu aktual seperti sikap terhadap kelompok berbeda seperti Syiah, antipati internal umat, konflik global seperti Israel-Palestina, serta cara menjaga konsistensi akidah di tengah tantangan zaman. Semua itu, kata Dadang, harus dihadapi dengan kebijaksanaan dan keteguhan iman agar umat tidak mudah terpecah.
Lebih lanjut, Dadang mengingatkan bahwa manusia memiliki potensi untuk menjadi baik atau buruk, bergantung pada kekuatan akidahnya. Akidah yang lemah akan menjerumuskan manusia pada sifat kebinatangan, seperti keserakahan, kekerasan, dan kerusakan lingkungan.
Oleh karena itu, umat Islam dan warga Muhammadiyah diminta terus memperkuat diri dengan pengajian, ibadah, introspeksi, dan pengendalian hawa nafsu. Menurutnya, menjaga akidah yang kuat merupakan bentuk ketahanan spiritual yang penting bagi ketenteraman bangsa.
“Akidah yang kokoh adalah benteng dari segala bentuk penyimpangan moral dan ideologi yang bisa mengancam persatuan umat,” tegasnya. Dengan akidah yang kuat, umat Islam akan mampu menghadapi arus globalisasi tanpa kehilangan identitas dan nilai-nilai luhur Islam.
Dadang mengajak umat Islam untuk menjadikan penguatan akidah sebagai prioritas dalam membangun bangsa yang aman, damai, dan berkeadaban tinggi. Melalui pendidikan agama, penguatan moral, serta kerja sama antarumat beragama, ia optimistis Indonesia dapat menjadi bangsa yang kokoh, toleran, dan berkemajuan.***(FA)