
Sidoarjo – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menegaskan bahwa ketangguhan dan keberlangsungan Muhammadiyah selama lebih dari satu abad tidak lepas dari pondasi ketakwaan yang diimplementasikan melalui amal salih dan kerja-kerja kebajikan yang nyata di tengah masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Dadang dalam Kajian Sang Pencerah yang digelar oleh Keluarga Besar Muhammadiyah Sidoarjo pada Ahad, 25 Mei 2025.
“Bukan sekadar aktif, yang terpenting adalah memberikan manfaat bagi umat dan bangsa. Inilah yang membuat Muhammadiyah panjang umur sebagai gerakan dakwah dan sosial,” ujar Dadang.
Ia menambahkan, dalam perjalanannya, Muhammadiyah secara konsisten merumuskan langkah-langkah strategis yang relevan dengan perkembangan zaman. Hal ini tercermin dalam keputusan-keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta tahun 2022 yang memuat isu-isu strategis keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal.
Salah satu isu strategis yang menjadi perhatian Muhammadiyah saat ini, lanjut Dadang yang juga membidangi informasi di PP Muhammadiyah, adalah kesalehan digital dan keberagamaan milenial. Isu ini dinilai penting sebagai respons atas perubahan sosial yang terjadi secara cepat di era digital.
“Setelah masuk ke era digital, masyarakat kita mengalami perubahan yang sangat radikal. Budaya silaturahmi melemah, kebohongan merajalela, dan perilaku saling membuli serta menghina menjadi hal yang biasa,” ungkapnya prihatin.
Ia juga menyinggung temuan dari laporan Microsoft yang menyebutkan bahwa warganet Indonesia menjadi yang paling tidak sopan dalam bermedia sosial. Kondisi ini, kata Dadang, menjadi tantangan serius bagi gerakan keagamaan seperti Muhammadiyah.
Selain persoalan etika digital, Muhammadiyah juga dihadapkan pada masuknya ideologi-ideologi baru yang mengancam keberagamaan generasi muda. Di antaranya adalah sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan, pluralisme ekstrem yang menyamaratakan semua agama, serta penyebaran masif paham LGBTQ melalui media digital.
“Ini bukan hanya persoalan ideologi, tetapi juga tantangan moral dan spiritual bagi generasi kita. Muhammadiyah harus hadir memberikan panduan, bukan hanya dalam tataran konsep, tapi juga aksi nyata,” tegasnya.
Dalam menghadapi era yang kompleks ini, Dadang menyerukan agar seluruh kader Muhammadiyah memperkuat literasi digital, memperluas dakwah berbasis teknologi, serta terus menjaga nilai-nilai luhur Islam dalam kehidupan bermasyarakat.***