Kabar Persyarikatan

Kelahiran Nabi Muhammad SAW Mampu Ubah Sejarah Umat Manusia

Tasikmalaya – Pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di Pesantren Bidayatul Hidayah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (15/09/2024), Kaprodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Bandung Iim Ibrahim menyampaikan pesan penting terkait kehidupan Rasulullah SAW sebagai teladan utama bagi umat Islam.

Ia menekankan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah menjadi momen penting yang membawa perubahan signifikan dalam sejarah umat manusia. Bahkan, jauh sebelum kelahirannya, Nabi Isa AS telah memberikan kabar gembira mengenai kedatangan seorang rasul yang namanya disebut sebagai “Ahmad” yang tak lain adalah Nabi Muhammad SAW sebagaimana diabadikan dalam QS Al-Shaff ayat 6.

Dalam pesannya, Iim Ibrahim mengingatkan akan peristiwa besar seperti serangan Raja Abrahah terhadap Ka’bah yang merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT. Kejadian ini diabadikan dalam Al-Quran Surah Al-Fil ayat 1-5, di mana Allah SWT menggagalkan upaya Abrahah untuk menghancurkan Ka’bah. “Tiga bulan setelah peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW lahir, menandai permulaan masa kenabian yang membawa rahmat bagi seluruh alam,” ujar Iim Ibrohim.

Doktor lulusan UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini juga menyoroti berbagai fase kehidupan Nabi Muhammad SAW yang penuh dengan pelajaran bagi umat. Pada masa kecil, meskipun ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan kakeknya pada usia dini, Nabi Muhammad tetap menunjukkan ketegaran dan kepribadian yang kuat.

“Nabi dirawat oleh pamannya, Abu Thalib, yang menjadi figur penting dalam masa pertumbuhannya. Saat remaja, Nabi Muhammad SAW mempelajari keterampilan hidup, seperti berkuda, memanah, dan menggembala kambing. Beliau juga terlibat dalam perdagangan, belajar berdikari, dan membantu pamannya mencari nafkah,” kata Iim Ibrohim.

Pada masa dewasa, lanjut Iim Ibrohim, kejujuran dan integritasnya dalam berdagang menjadikannya terkenal dengan gelar “Al-Amin” (yang dapat dipercaya) sehingga hal itu menarik perhatian Khadijah binti Khuwailid yang akhirnya menikah dengannya.

“Sebagai seorang suami, Nabi Muhammad SAW menjadi teladan dalam kasih sayang, tanpa pernah berlaku kasar atau berselisih dengan istri-istrinya. Keluarga Nabi dilandasi ketakwaan yang kuat sehingga tercapailah kehidupan keluarga yang penuh dengan sakinah, mawaddah, dan rahmah,” imbuh Iim Ibrohim.

Tak pernah lelah bersyiar

Dalam peran sebagai seorang dai, Nabi Muhammad SAW tidak pernah lelah menyebarkan ajaran Islam dengan penuh hikmah, menggunakan pendekatan yang baik, dan berdialog dengan cara yang elegan. Nabi juga menegaskan bahwa ketakwaan merupakan ukuran kemuliaan seseorang, bukan status sosial.

Selain itu, sebagai seorang ayah dan kakek, Nabi Muhammad SAW memberikan perhatian penuh kepada anak dan cucunya, bahkan sering membawa cucunya, Hasan dan Husain, ke masjid untuk salat bersamanya. “Keberadaan keluarga dalam hidup Nabi Muhammad SAW menjadi contoh nyata bagaimana membangun kebersamaan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat,” tandas Iim Ibrohim.

Pada akhir hayatnya, Nabi Muhammad SAW meninggalkan pesan kepada seluruh umatnya agar selalu berpegang teguh pada dua peninggalannya yakni Al-Quran dan Hadits. “Pesan ini mengandung makna bahwa siapa pun yang mengikuti ajaran dari kedua pusaka ini akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat,” ucap Iim Ibrohim.

Iim Ibrahim menutup pesannya dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan suri teladan yang sempurna bagi seluruh umat manusia. Allah SWT sendiri telah menyebutkan dalam Al-Quran Surah Al-Ahzab ayat 21 bahwa di dalam diri Rasulullah SAW terdapat teladan yang baik bagi mereka yang mengharapkan rahmat Allah dan hari akhir.***(FA)

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button