
Bandung – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Sosial dan Humaniora (FSH) bersama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung sukses menggelar acara bedah buku “Haji Fachrodin: Lokomotif Literasi dan Pers Islam” karya Dr Roni Tabroni MSi.
Kegiatan ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengenal lebih dekat dengan tokoh penting dalam sejarah literasi dan pers Muhammadiyah. Bedah buku ini digelar di lantai dua gedung UM Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, pada Selasa (03/06/2025).
Dalam pemaparannya, Roni menyampaikan bahwa motivasi penulisan buku ini muncul dari minimnya kajian terhadap sosok Haji Fachrodin.
Padahal, menurut Roni, sosok Haji Fachrodin sebenarnya memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan literasi dan pers Islam, khususnya di persyarikatan Muhammadiyah.
“Saya melihat Fachrodin itu sosok yang luar biasa di Muhammadiyah, tetapi jarang dikaji, ditulis, dan didiskusikan. Padahal, dia sangat menginspirasi,” ungkap Roni.
Ia menambahkan bahwa Haji Fachrodin adalah tokoh utama pers Islam di Indonesia. Menurut Roni, sosok Haji Fachrodin telah memberikan teladan besar dalam dunia jurnalistik.
“Hidupnya didedikasikan untuk perjuangan jurnalistik yang mampu mencerahkan dan memberi inspirasi kepada masyarakat. Jurnalisme Islam tidak hanya soal keagamaan, tetapi mencakup isu kebangsaan, sosial, dan lingkungan,” katanya.
“Oleh karena itu, peran Haji Fachrodin dalam dunia jurnalisme penting untuk dipelajari agar dapat terus menginspirasi generasi jurnalis berikutnya,” tegas Roni.
Roni pun berharap pemikiran Haji Fachrodin semakin banyak dibicarakan dan mampu menginspirasi generasi muda Muhammadiyah, khususnya kader IMM, untuk melahirkan karya jurnalistik yang kritis dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Ketua Pelaksana Bedah Buku Ariel Raditya menyampaikan bahwa acara ini lahir dari inisiatif komunitas literasi IMM sebagai upaya memperkuat budaya membaca dan berpikir kritis di kalangan mahasiswa.
“Kami ingin memperkuat kemampuan berliterasi, khusunya di UM Bandung. Literasi bukan hanya soal membaca buku, tetapi kemampuan membaca situasi di sekitar,” imbuhnya.
“Tema berani berpikir kritis di tengah budaya instan, melatih otak untuk tidak cepat percaya, diangkat agar mahasiswa tidak mudah percaya begitu saja terhadap suatu informasi, melainkan mampu menelaah dan mengkaji relevansinya secara mendalam,” jelas Ariel.
Meski sempat menghadapi kendala komunikasi dan keterbatasan panitia, tetapi acara yang disambut antusias mahasiswa ini tetap berjalan dengan lancar.
Maka dari itu, dirinya berharap besar bahwa pesan utama dari seminar ini, yakni membaca (iqra) dan berpikir kritis, dapat tersampaikan dengan baik kepada mahasiswa dan masyarakat.
Dengan digelarnya acara ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FSH bersama FST berharap semangat literasi dan jurnalisme yang digagas Haji Fachrodin dapat terus hidup di kalangan mahasiswa serta mendorong gagasan-gagasan yang mencerahkan di masa depan.***(Abdul/Himaya/Bewara)