
Garut, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Tabligh Akbar Chapter 2 yang diselenggarakan oleh Sallimna Ramadhan Jilid 14 berlangsung dengan penuh antusias di Masjid Al Istiqomah, Pimpinan Ranting Muhammadiyah Dayeuhmanggung 1 Cilawu Garut.
Kegiatan ini menghadirkan Zahra Petani, seorang influencer, sebagai pembicara utama dengan tema “Jauhi Hoax, Dekati Kebenaran, Perkuat Iman”. Acara ini dihadiri oleh banyak tokoh masyarakat, mulai dari perwakilan organisasi otonom seperti Pemuda Muhammadiyah, PCA, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), hingga Pemuda Muhammadiyah. Rabu (12/05/2025).
Acara dibuka dengan sambutan dari Teguh Sya’ban, Ketua Pelaksana Sallimna Ramadhan Jilid 14, yang menyampaikan bahwa tabligh akbar ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya hoax yang semakin marak di era digital.
“Kita hidup di zaman informasi yang serba cepat, tetapi tidak semua informasi itu benar. Oleh karena itu, kita harus lebih cermat dalam memilah mana yang fakta dan mana yang hoax,” ujarnya.
Sambutan juga disampaikan oleh Darmawan, Ketua PCM Cilawu, yang menekankan pentingnya literasi digital bagi umat Islam.
“Sebagai muslim, kita tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga berilmu. Jangan sampai mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya,” katanya.
Dalam sesi utama, Zahra Petani menjelaskan bahwa hoax tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga bisa merusak persatuan dalam masyarakat.
“Hoax itu berbahaya karena dapat menimbulkan perpecahan. Sering kali kita langsung percaya tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu,” tuturnya.
Ia juga mengajak para peserta untuk selalu melakukan tabayyun atau klarifikasi sebelum menyebarkan informasi.
“Sebagaimana diajarkan dalam Islam, jika datang kepadamu suatu berita, maka selidikilah terlebih dahulu agar tidak menyesatkan orang lain,” tambahnya.
Diskusi semakin menarik saat sesi tanya jawab dibuka, yang dipandu oleh Hudan Rizqi sebagai moderator.
Salah satu peserta menanyakan bagaimana cara mengedukasi orang-orang terdekat yang sering kali mudah percaya pada berita palsu.
Zahra menjawab bahwa edukasi harus dilakukan dengan pendekatan yang baik.
“Jangan langsung menyalahkan, tapi ajak berdiskusi. Tunjukkan sumber berita yang valid dan ajarkan cara mengecek kebenaran informasi,” jelasnya.

Selain itu, Zahra juga memberikan tips praktis untuk menghindari hoax, seperti selalu mengecek sumber berita, membandingkan dengan media terpercaya, dan tidak langsung membagikan informasi tanpa verifikasi.
“Jangan sampai kita menjadi bagian dari penyebar hoax. Jadilah pengguna media yang cerdas dan bertanggung jawab,” pesannya.
Acara ini ditutup dengan doa bersama, dan para peserta merasa mendapatkan wawasan baru mengenai pentingnya menyaring informasi sebelum menyebarkannya.
Tabligh Akbar Chapter 2 diharapkan menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih kritis terhadap berita yang beredar dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran serta keimanan dalam kehidupan sehari-hari.
Kontributor: Hudan Rizqi Mustaqiem