Muhammadiyah dengan 67 rumah sakitnya di berbagai penjuru Tanah Air untuk merawat pasien Covid-19, juga melibatkan begitu banyak peran wanita di dalamnya. Para dokter dan perawat wanita Muhammadiyah hari-hari ini berjuang keras memastikan para pasien Covid-19 menerima layanan yang baik.
Dokter Dian Indahwati, salah seorang kader Aisyiyah Jawa Barat memimpin MCCC Jawa Barat dalam penanggulangan Covid19. Beliau memimpin kader Muhammadiyah lainnya yang turut serta melakukan penanggulangan, pencegahan dan bantuan bagi korban terdampak. Ia tak segan bekerjasama dengan kaum adam sebab ini untuk kepentingan bersama.
Kader perempuan lainnya adalah dr. Iin Inayah yang sehari-hari bertugas di RS Islam Pondok Kopi Jakarta. Dokter wanita kelahiran Majalengka 48 tahun silam tersebut sudah mengabdi sejak tahun 2003. Ditanya tentang penugasan menangani pasien Covid-19 ini, Iin menyampaikan bahwa dalam penugasan ini berbagai perasaan antara tertantang, sedih, terharu sekaligus cemas dan khawatir bercampur aduk menjadi satu.
Hingga kini di Rumah Sakit Muhammadiyah dan Aisyiyah (RSMA) yang terlibat aktif dalam merawat pasien Covid-19 tercatat 576 dokter, 2.496 perawat dan 1.815 petugas pelaksana administrasi wanita yang menjalankan pelayanan kepada para pasien.
Di aspek pencegahan Covid-19 ada para relawan wanita Muhammadiyah ada yang terlibat langsung dalam penyemprotan disinfektan baik di aset Muhammadiyah maupun tempat-tempat umum. Seperti yang dijalani oleh Dewi relawan asal Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) Banten dan Winarni Santosa (Wiwin) dari MCCC Kabupaten Cilacap. Keduanya adalah relawan wanita yang tampak menggendong tangki disinfektan dan melakukan penyemprotan.
“Saya sudah lima kali melakukan penyemprotan disinfektan di berbagai tempat baik milik Persyarikatan Muhammadiyah maupun tempat umum,” kata Wiwin. Dia bersama rekan-rekannya sesama relawan wanita aktif di MDMC dan Aisyiyah Kabupaten Cilacap tepatnya di Cabang (Kecamatan) Sidareja. Wiwin mengungkapkan dirinya merasa terpanggil dan senang hati menjalankan tugas sebagai relawan meski harus menggendong tanki disinfektan.
Mulya Dewi, juga mengungkapkan hal yang sama. Dia menyampaikan sudah 80 tempat baik Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) maupun fasilitas publik yang mereka semprot. Dewi dan beberapa relawan Muhammadiyah lainnya sering bergabung pula dengan para petugas BPBD setempat.
Masih banyak relawan wanita Muhammadiyah lainnya di berbagai level struktur mulai dari tingkat ranting hingga pusat di seluruh Indonesia yang terlibat aktif dalam upaya memerangi wabah Covid-19 ini. Mereka bergerak atas dasar kerelawanan dan kebersamaan berbekal pengalaman menjalankan organisasi selama ini, menjalankan semangat emansipasi yang disuarakan Kartini beberapa dekade silam.
(*) Budi Santoso, S.Psi.
Tim Media MCCC PP Muhammadiyah