
Oleh: Ace Somantri*
HARI-hari seorang pejabat negara tiada hari selain melayani masyarakat, berharap pekerjaan tersebut menjadi amal soleh siapa pun yang diamanahi oleh bangsa dan negara.
Ribuan pejabat di berbagai level dan sektor kebangsaan, mereka yang terpilih maupun yang diangkat pada dasarnya sebagai pengabdi bangsa, negara, dan bahkan pengabdi agama yang diyakininya.
Sejak zaman dahulu kala, yang namanya pejabat negara adalah pekerjaan berharga dan membanggakan. Hampir dipastikan secara umum, pandangan masyarakat melihat dan menilai pekerjaan mengabdi pada negara sesuatu yang terhormat dan terpandang.
Sehingga, saat mendapatkan predikat tersebut pada setiap orang yang mendapatkannya sangat merasakan ada sesuatu pada dirinya, yaitu nilai tambah pada jiwa raganya sebagai prestasi dan prestise yang dibanggakan dan membanggakan.Â
Setiap orang adalah pemimpin, tapi belum tentu menjadi seorang pejabat. Hal itu karena dalam pemberian jabatan ada syarat dan ketentuan pada ruang dan waktu tertentu, seorang pemimpin secara tidak langsung tidak relatif tidak ada batasan seseorang. Sementara jabatan, ada ketentuan tempat, waktu, situasi, dan kondisi.
Pejabat adalah salah satu orang yang diangkat di antara orang-orang yang memiliki kelebihan kemampuan tertentu dan memiliki positioning yang berbeda dari yang lainnya. Sekalipun setiap orang memiliki hak dan kesempatan yang sama, begitupun saat ada upaya yang dilakukan untuk meraihnya dengan berbagai cara dan pendekatan yang ditempuh dilakukan sebaik-baiknya, tapi kepastian mutlak tetap ada pada kehendak yang Mahakuasa, yang disebut nasib dan takdir.
Saat ini, takdir dan nasib seorang Abdul Muti sebagai pimpinan Muhammadiyah juga diamanahi sebagai Menteri Dikdasmen RI. Posisi jabatan tersebut bukan sekedar jabatan biasa, melainkan sebuah jabatan prestisius dalam sebuah komunitas bangsa dan negara.
Pasalnya, jabatan seorang menteri sesuatu yang istimewa dalam ranah kebangsaan, terlebih mekanismenya langsung diangkat oleh presiden semata-mata ada penilaian khusus atas kemampuan pada sosok dirinya.
Hal yang wajar juga ketika seorang pejabat yang memiliki peran strategis. Namun, tidak memanfaatkan untuk kepentingan diri pribadinya melainkan untuk kepentingan orang banyak dalam membangun sebuah bangsa dan negara yang adil, makmur dan beradab.
Terlihat dengan kasat mata, ide dan gagasan serta orientasi dari sosok Abdul Muti semata-mata berupaya untuk kepentingan generasi di masa yang akan datang. Berbekal pengalaman mengurus umat dalam lingkup Muhammadiyah, memiliki cara-cara yang efektif dan efisien dalam membangun bangsa dan negara melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kepercayaan yang diberikan oleh Presiden Prabowo benar-benar dijadikan kesempatan berkontribusi lebih besar dan strategis, sehingga harapan-harapan besar dari presiden terkait membangun bangsa dan negara yang berdaulat, melalui pendidikan dasar dan menengah ada secercah harapan tidak utopis. Kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia tidak ada alasan untuk tidak maju, dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya lainnya dapat mampu mengubah jati diri bangsa Indonesia.Â
Harapan besar membangun bangsa dan negara, pendidikan adalah kunci pertama dan utama. Sehingga kewajiban Mendikdasmen RI cukup berat meningkatkan berbagai kelemahan dunia pendidikan Indonesia. Sekalipun sudah berjalan lama berbagai program unggulan dunia pendidikan Indonesia, dalam realita dan faktanya masih jauh dari harapan.
Kondisi objektif pendidikan Indonesia yang belum integrated dan komprehensif dengan banyak hal, sehingga menjadikan kualitas pendidikan Indonesia lebih cenderung mengejar pada tuntutan indeks pertumbuhan bersifat kuantitas administratif yang bersifat semu. Hal itu terlihat dengan indikator ketercapaian kelulusan angka kognitif.
Sementara itu, negara-negara yang relatif maju dalam pendidikan, justru sebaliknya, mereka mengedepankan sistem pembelajaran yang menciptakan ekosistem pendidikan bangsa yang mengarah pada budaya dan tradisi pendidikan yang membebaskan berpikir dan berkarya.
Oleh karena itu, penanaman etika dan moral diupayakan berdasarkan kesadaran diri yang bersumber hati nurani, bukan ajaran-ajaran tekstual oriented.Â
Berharap banyak kepada Mendikdasmen RI, dengan profil menteri yang murah senyum, reflektif, dan apresiatif mampu mengubah cepat ekosistem pendidikan lebih maju dan memajukan.
Pernah terlihat dalam suatu momentum kegiatan kunjungan kerja di Kota Sumedang saat peresmian sekolah kejuruan yang didukung langsung pemerintah daerah. Saat dijamu makan di kantor pemerintah daerah Sumedang, selain disediakan makan siang sekaligus disuguhi tim musik anak-anak sekolah menengah pertama.
Penyambutan tersebut menstimulasi insting seninya Abdul Mu’ti sambil menikmati makan siang. Akhirnya setelah makan beliau langsung mendatangi grup musik anak-anak sekolah yang masih menyanyikan lagu-lagu kenangan. Langsung tanpa basa-basi, Pak Menteri meminta kepada tim musik pengiring lagu request-nya. Akhirnya, semua pejabat kementerian yang mendampingi ikut berpartisipasi meramaikan suasana.Â
Abdul Muti menteri multitalent. Dia sebagai pengajar di kampus dan aktivis pergerakan organisasi sosial. Ternyata dia juga pandai bernyanyi sehingga raut wajahnya yang selalu berseri semakin memperlihatkan kondisi suasana psikologis bahagianya, dalam momentum bernyanyi bersama anak-anak ternyata terlihat lebih riang dan bergembira.
Bahkan, saat dalam forum-forum pengajian pun tak lepas dari canda dan gelak tawa disisipi dengan joke-nya menarik perhatian pendengar. Sehingga kejenuhan dan kejemuan audiens langsung hilang, dan diganti dengan senyuman yang membahagiakan.
Wajar hari ini, beberapa kebijakannya dalam pendidikan nuansa memberi warna senyum nan ramah menghiasi langkah-langkahnya. Bahkan, belum lama merilis lagu atau nyanyian yang beredar menjadi penambah riang gembira para penggerak pendidikan di seluruh pelosok negeri memutar lagu yang liriknya hasil ciptaan Abdul Mutie.
Jadi, saat meresmikan sekolah kejuruan dan berkunjung ke rumah dinas Bupati Sumedang langsung disambut grup musik pelajar setempat. Saat menjelang makan siang diiringi alunan musik dan lagu yang dibawakan anak-anak sekolah tingkat pertama hingga membuat Mas Menteri ikut tertarik menyanyikan beberapa lagu.Â
Multitalent dari seorang Menteri relatif jarang, biasanya terlihat serius dan sungguh-sungguh dan kadang-kadang terlihat menegangkan. Namun, bagi Mendikdasmen sosok profilnya selalu ceria dan senyum tawa tak ketinggalan menghiasi setiap dalam kata sambutan atau arahan forum-forum.
Saat kita mendengar lirik lagu ciptaannya, akan membawa pada harapan bagi generasi kedepan untuk tetap optimis meraih sukses. Hal itu memberi pesan bahwa pendidikan itu harus memberikan harapan penuh optimis kepada generasi untuk mendapatkan inspirasi dalam kondisi apapun.
Termasuk pesan moral dari sebuah lirik ini bukan sekedar catatan untaian susunan kalimatnya, melainkan saat menteri memiliki talenta dalam dunia seni telah memberikan pesan bahwa kita semua dalam kondisi apapun harus terus berupaya untuk tetap berkarya.
Bidang apa pun, setiap manusia pasti memiliki talenta yang tersimpan dalam jiwa dan raga setiap manusia, apalagi mereka adalah manusia-manusia pembelajar sepanjang hayat. Wallahu’alam.
*Wakil Ketua PMW Jawa BaratÂ